Business Intelligencef
21.24
Kemajuan teknologi kini berkembang pada tahap mampu mengubah cara pengembebalian keputusan bisnis. Tetapi banyak eksekutif merasakan bahwa teknologi tersebut sulit digunakan dan terlalu teknis memanfaatkannya. Sehingga mereka mengesampingkan manfaat itu. Akhirnya lebih menyukai pola-pola tradisonal dalam penyimpan, menilai, menganalisa dan menggunakan informasi dalam jumlah besar. Studi kasus bisnis untuk mengakui sisi teknologi kepeningan organisasi bukan lagi menjadi pertanyaan yang harus diperdebatkan. Isu fundamental saat ini sejauh mana kemampuan dan kecepatan organisasi dan individu mengadaptasi perubahan.
Ledakan pertumbuhan teknologi dan layanan komunikasi, seperti Internet, memperkenalkan perspektif social- ekonomi baru, termasuk sektor-sektor baru dalam bisnis global. Kemampuan memanfaatkan informasi dan menyampaikan strategi berdasarkan informasi yang tersedia menjadi alat ampuh dalam proses pengembalian keputusan.
Apa artinya untuk bisnis? Sederhana saja. Ilmu-ilmu tradisonal yang diaplikasikan untuk manajemen informasi, tidak lagi menonjol dalam masa modern saat ini. Untuk itu perlu memahami prinsip-prinsip Businis Intelligence yang berdasarkan keterbukaan, sensitivitas waktu, ketepatan, saling ketergantungan, dan tipe data
1. Keterbukaan. Dengan kemajuan konsep-konsep bisnis seperti elektronic Commerce dan One-To-One Marketing, nilai keterbukaan informasi meningkat. World Wide Web adalh agen utama yang mendorong keterbukaan informasi ini. Suasana ini memberikan tekanan tambahan bagi para pimpinan perusahaan untuk melindungi kepimlikan informasi rahasia mereka melalui aplikasi-aplikasi teknologi tepat guna.
Business Intelligence ( BI ) pada hakekatnya adalah mengetahui hal-hal fundamental dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Executive Informasi Layer di dalam sistim membantu manajemen puncak untuk menggunakan Business Intellegnce dengan cara tak terbatas dalam menejemen bisnis sehari-hari.
2. Sensitivitas Waktu. Kebutuhan akan informasi yang bersifat peka waktu (time-sensitive) menjadi sangat penting sejak lahirnyaon-line computing. Pemimpin perusahaan modern, yang mengelola rangkaian entitas bisnis, sangat menghargai skenario pengambilan keputusan berdasrkan informasi seperti itu. Namun demikian, tern tersebut bervariasi dari satu negara ke negara lain di kawasan Asia pasifik. Dibandingkan negara lainnya Singapura, Australia, Selandia Baru, Hongkong, Taiwan dan Korea, umunya memimpindengan pemanfaatkan TI dilakukan oleh kalangan eksekutif.
Akses on-line terhadap sistem-sistem ERP (Enterprise Resourc
Planning) yang berfungsi sebai uratnadi perusahaan,tetap dipandang kompleks dan urusan para spesialis. Banyak CEO (Chief Executive Officer) yang mengelola bisnis bernilai jutaan dollar,terus bergantung pada tumpukan hart copy laporan-laporan yang lebih sering terlambat diolah menjadi bernilai tinggi bagi manajemen puncak.
Selain perancang network,yang mengintegrasikan BIS kedalam sistem informasi perusahaan,para provider teknologi global sedang membangun feature ini kedalam produk-produk mereka. Sebagai contoh,Oracle Corporation yang merupakan provider manajemen informasi terbuka,memelopori dimasukkannya teknik-teknik BI ke dalam suite ERP mereka. Oracle berharap dengan memerikan kesempatan pada para CEO menggunakan peralatan khusus untuk mengakses langsung sistem ERP suatu perusahaan,manajemen puncak dapat menelsuri indikator utama kinerja bisnis secara live danmembuat keputsan-keputusan bisnis strategi berdasarkan data.
3. Ketepatan. Ini merupkan tugas sulit dan menantang karena seorang desainer hanya dapat menjamin kinerja dan kehandalan dari sistem dibawah pengawasannya. Bagaimana pun, network computying mengintegrasikan banyak sistem yang berbeda-beda,baik dalam maupun di luar perusahaan. Sementara itu,hanya terdapat sedikit pilihan apakah menerima atau menolak apa yang tersedia dalam public domain networks.
4. Saling Ketergantungan. Nerwork atau Internet Computing mengungkapkan adanya tingkat ketergantungan yang tinggi. Karena organisasi dan individu memanfaatkan internet diseluruh dunia, hasil informasi yang diolah,nantinya akan makin berkaitan.
Agar efisien dan terdepan dalam persaingan bisnis,para pemimpin bisnis perlu mengikuti perkembangan di sekitar. Bukan hanya pekembangan dalam perusahaan,tetapi juga pihak-pihak di luar perusahaan, termasuk di dalamnya mitra bisnis, pelanggan dan pemasok.
5. Tipe Data. Bagaimanapun,setiap sektor dalam bentuk asalnya memproduksi informasi primer dengan format berbeda,seperti audio dalam komunikasi, video dalam broadcasting dan teks dalam elektronik. Liberalisasi yang terus menerus dari komunikasi dan informasi,telah melipat gandakan dampk dan jangkauan infomasi,yang menggunakan tipe-tipe data tersebut,baik di masyarakat maupun di kalangan bisnis.
Pandangan tradisional bahwa informasi korporat kebanyakan berbasis teks (teks-based) sudah usang. Multimedia merambah ke destop dan kantor-kantor direksi. Perkembangan ini perlu dipandang sebagai sebuah peluang karena sistem informasi eksekutif yang tepat saat ini dapat dibangun untuk menyanpaikan infornasi dengan cara yang paling efektif untuk manajemen puncak.
Agar dapat bersaing,kalangan bisnis harus mencari cara-cara memperbaiki produktivitas dan efisien dalam infrastruktur perusahaan,dari front-office sampai back-office.
Telah tiba saatnya sistem-sistem informasi dirancang kembali dengan CEO in mind. Sebuah aplikasi yang membantu para eksekutif membuat keputusan krusial berdasarkan informasi strategis yang tersedia dengan menyampaikan analisa kualitatif bagi para eksekutif bisnis dalam waktu yang tepat, telah menjdi kebutuhan kompetitif. Oracle telah menghadirkan teknologi untuk destop untuk para CEO dengan cara yang memungkinkan teknologi tidak hanya dapat diakses secara mudah,tetapi memungkinkan teknologi menjadi sebuah ekstensi krusial dari proses penganbilan keputusan bisnis.
Aplikasi intelegensi bisnis ini dapat digunakan dalam penerapan learning organization untuk organisasi yang baru tumbuh dalam mencari model dan mengejar ketertinggalan.
Ledakan pertumbuhan teknologi dan layanan komunikasi, seperti Internet, memperkenalkan perspektif social- ekonomi baru, termasuk sektor-sektor baru dalam bisnis global. Kemampuan memanfaatkan informasi dan menyampaikan strategi berdasarkan informasi yang tersedia menjadi alat ampuh dalam proses pengembalian keputusan.
Apa artinya untuk bisnis? Sederhana saja. Ilmu-ilmu tradisonal yang diaplikasikan untuk manajemen informasi, tidak lagi menonjol dalam masa modern saat ini. Untuk itu perlu memahami prinsip-prinsip Businis Intelligence yang berdasarkan keterbukaan, sensitivitas waktu, ketepatan, saling ketergantungan, dan tipe data
1. Keterbukaan. Dengan kemajuan konsep-konsep bisnis seperti elektronic Commerce dan One-To-One Marketing, nilai keterbukaan informasi meningkat. World Wide Web adalh agen utama yang mendorong keterbukaan informasi ini. Suasana ini memberikan tekanan tambahan bagi para pimpinan perusahaan untuk melindungi kepimlikan informasi rahasia mereka melalui aplikasi-aplikasi teknologi tepat guna.
Business Intelligence ( BI ) pada hakekatnya adalah mengetahui hal-hal fundamental dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Executive Informasi Layer di dalam sistim membantu manajemen puncak untuk menggunakan Business Intellegnce dengan cara tak terbatas dalam menejemen bisnis sehari-hari.
2. Sensitivitas Waktu. Kebutuhan akan informasi yang bersifat peka waktu (time-sensitive) menjadi sangat penting sejak lahirnyaon-line computing. Pemimpin perusahaan modern, yang mengelola rangkaian entitas bisnis, sangat menghargai skenario pengambilan keputusan berdasrkan informasi seperti itu. Namun demikian, tern tersebut bervariasi dari satu negara ke negara lain di kawasan Asia pasifik. Dibandingkan negara lainnya Singapura, Australia, Selandia Baru, Hongkong, Taiwan dan Korea, umunya memimpindengan pemanfaatkan TI dilakukan oleh kalangan eksekutif.
Akses on-line terhadap sistem-sistem ERP (Enterprise Resourc
Planning) yang berfungsi sebai uratnadi perusahaan,tetap dipandang kompleks dan urusan para spesialis. Banyak CEO (Chief Executive Officer) yang mengelola bisnis bernilai jutaan dollar,terus bergantung pada tumpukan hart copy laporan-laporan yang lebih sering terlambat diolah menjadi bernilai tinggi bagi manajemen puncak.
Selain perancang network,yang mengintegrasikan BIS kedalam sistem informasi perusahaan,para provider teknologi global sedang membangun feature ini kedalam produk-produk mereka. Sebagai contoh,Oracle Corporation yang merupakan provider manajemen informasi terbuka,memelopori dimasukkannya teknik-teknik BI ke dalam suite ERP mereka. Oracle berharap dengan memerikan kesempatan pada para CEO menggunakan peralatan khusus untuk mengakses langsung sistem ERP suatu perusahaan,manajemen puncak dapat menelsuri indikator utama kinerja bisnis secara live danmembuat keputsan-keputusan bisnis strategi berdasarkan data.
3. Ketepatan. Ini merupkan tugas sulit dan menantang karena seorang desainer hanya dapat menjamin kinerja dan kehandalan dari sistem dibawah pengawasannya. Bagaimana pun, network computying mengintegrasikan banyak sistem yang berbeda-beda,baik dalam maupun di luar perusahaan. Sementara itu,hanya terdapat sedikit pilihan apakah menerima atau menolak apa yang tersedia dalam public domain networks.
4. Saling Ketergantungan. Nerwork atau Internet Computing mengungkapkan adanya tingkat ketergantungan yang tinggi. Karena organisasi dan individu memanfaatkan internet diseluruh dunia, hasil informasi yang diolah,nantinya akan makin berkaitan.
Agar efisien dan terdepan dalam persaingan bisnis,para pemimpin bisnis perlu mengikuti perkembangan di sekitar. Bukan hanya pekembangan dalam perusahaan,tetapi juga pihak-pihak di luar perusahaan, termasuk di dalamnya mitra bisnis, pelanggan dan pemasok.
5. Tipe Data. Bagaimanapun,setiap sektor dalam bentuk asalnya memproduksi informasi primer dengan format berbeda,seperti audio dalam komunikasi, video dalam broadcasting dan teks dalam elektronik. Liberalisasi yang terus menerus dari komunikasi dan informasi,telah melipat gandakan dampk dan jangkauan infomasi,yang menggunakan tipe-tipe data tersebut,baik di masyarakat maupun di kalangan bisnis.
Pandangan tradisional bahwa informasi korporat kebanyakan berbasis teks (teks-based) sudah usang. Multimedia merambah ke destop dan kantor-kantor direksi. Perkembangan ini perlu dipandang sebagai sebuah peluang karena sistem informasi eksekutif yang tepat saat ini dapat dibangun untuk menyanpaikan infornasi dengan cara yang paling efektif untuk manajemen puncak.
Agar dapat bersaing,kalangan bisnis harus mencari cara-cara memperbaiki produktivitas dan efisien dalam infrastruktur perusahaan,dari front-office sampai back-office.
Telah tiba saatnya sistem-sistem informasi dirancang kembali dengan CEO in mind. Sebuah aplikasi yang membantu para eksekutif membuat keputusan krusial berdasarkan informasi strategis yang tersedia dengan menyampaikan analisa kualitatif bagi para eksekutif bisnis dalam waktu yang tepat, telah menjdi kebutuhan kompetitif. Oracle telah menghadirkan teknologi untuk destop untuk para CEO dengan cara yang memungkinkan teknologi tidak hanya dapat diakses secara mudah,tetapi memungkinkan teknologi menjadi sebuah ekstensi krusial dari proses penganbilan keputusan bisnis.
Aplikasi intelegensi bisnis ini dapat digunakan dalam penerapan learning organization untuk organisasi yang baru tumbuh dalam mencari model dan mengejar ketertinggalan.